Senin, 21 November 2011

In memoriam Aniq Abdillah

Hari ini adalah hari yang cukup membanggakan bagi rakyat Indonesia khususnya pecinta sepakbola dan juga petinggi sepakbola Indonesia. Karna hari ini timnas garuda muda indonesia akan bertanding di final SEA GAME XXVI melawan harimau muda Malaysia. Berita hari ini kebanyakan membahas tentang pertandingan final yang akan di selenggarakan malam ini. Seperti pada di final piala AFF tahun lalu pendukung timnas garuda muda membludak memenuhi stadion utama gelora bung karno senayan. Saya sungguh sedih ketika melihat ada salah satu penontong yang membawa spandung bertuliskan “ganyang malaysia” karna tulisan itu mengingatkan saya kepada salah satu teman saya yang meninggal setelah menonton pertandingan final piala AFF antara indonesia melawan malaysia. Saya ingat betul dulu sebelum dia berangkat ke jakarta dia membuat spanduk besar bertuliskan “ganyang malaysia” dan juga membuat kaus yang memiliki tulisan yang sama di baguan belakangnya. Kali ini tidak seperti pada postingan sebelumnya saya akan menceritakan bagaimana kisahnya sebelum berangkat menonton hingga akhirnya dia meninggalkan teman – temannya.

******

Namanya Aniq Abdillah. Sebagai teman dia adalah orang yang baik dan mudah bergaul. Dia punya banyak teman dan sebagian temannya adalah penggila bola sama seperti dia sendiri. Saya mulai mengenalnya ketika Aniq (panggilan akrabnya) bersekolah di Qudsiyyah (sekolah saya juga) karna saya dan dia berasal dari kota yang sama (Jepara) kita memiliki satu klub kebanggaan yang sama yaitu PERSIJAP JEPARA. Kita berdua sama sama tidak pernah ketinggalan untuk menyaksikan tim kebanggaan kota Jepara itu berlaga. Tapi kita sedikit berbeda karna dia selalu menyaksikan persijap meskipunbertandang keluar kota (kecuali luar jawa) dan saya hanya menyaksikannya ketika berlaga di kandang. Di kandang saja kita gak pernah barengan karna dia lebih banyak nonton di tribun terbuka dan saya di tribun VIP. Ketika pertama mengenalnya saya langsung tau dia orang yang asik buat di ajak ngobrol, perhatian sama temen dan supel abis.

Kembali ke piala AFF. Semenjak mengetahui bahwa indonesia akan masuk final piala AFF setelah mengalahkan Philipina 1-0 dia sudah berencana nonton final langsung ke senayan meskipun di leg pertama Indonesia kalah di kandang malaysia 3-0. Beberapa hari sebelumnya seperti biasa kita ngobrol – ngobrol sambil ketawa – ketawa. Sampai suatu ketika pembicaraan membahas tentang meniggalnya seseorang tergantung kebiasaan orang tersebut “gue pernah denger cerita loh kalo salah satu tetangga gue mati pas lagi judi karna sehari harinya dia Cuma main judi mulu” suara aniq terdengar keras. “ya emang gitu. bukannya kata pak ustadz itu seseorang akan meninggal sesuai dengan kebiasaannya setiap hari” jawab temannya yang lain. “mungkin aja nanti David Bekham akan mati setelah menendang tendangan bebas” sambungku asal – asalan. “gue kan sukanya nonton sepak bola” sahut Aniq “gimana kalo gue nanti matinya abis nonton bola?” tambahnya. “ya baguslah berarti udah pas dong apa yang di katakan pak ustadz” temen gue jawab gitu aja kita semua ketawa riang.

Sampai pada hari h-1 aniq udah siap siap berangkat dari jepara menuju jakarta. Pas berangkat dia naik bus karna tidak terlalu terburu buru dan lebih nyaman ketimbang kereta yang sedang penuh penuhnya. Sebelumnya aniq sudah menghubungi temannya yang tinggal di jakarta untuk mencarikannya tiket untuk 3 orang karna dia memang tidak berangkat sendirian dari jepara. Sesampainya di jakarta dia sudah di tunggu oleh temannya yang bernama Adi “gimana niq perjalanannya?” dumyadi mulai berbasa – basi “biasalah. Eh gimana udah dapet tiketnya belom?” jawab aniq “gini niq. Temen gue ada yang jual tapi Cuma 2 tiket. Gue udah nyari yang lain tapi gak dapet lagi gimana?”. “yaudah gausah aja. Kita kan berlima gak mungkin dong yang masuk Cuma gue sama elo doang sedangkan yang lain nonton diluar” jawab aniq dengan tetap tegar. Akhirnya mereka berempat beristirahat di rumah Adi. Memang mereka berdua ini teman yang sangat akrab meskipun mereka dari kota yang berbeda.
Akhirnya hari yang di tunggu tunggu pun tiba. Yaitu hari dimana pertandingan itu di gelar (gue lupa hari apa yang gue inget Cuma saat itu maennya malem) karna tidak mendapat tiket untuk masuk ke stadion akhirnya mereka berlima memutuskan nonton bareng di luar area SUGBK biar tetep dapet ramenya dan juga bisa langsung ikutan pawai bila berhasil menjadi juara. Tapi kenyataannya berbeda indonesia menang di pertandingan itu dengan skor 2-1 tapi itu tidak dapat membuat indonesia juara karna kalah skor agregat 2-4. Dan akhirnya mereka kembali pulang ke rumah Adi untuk beristirahat dan pulang di hari esok .

Karna rencanya mereka mau naik kereta siang pagi harinya mereka sudah mulai bersiap siap dan hari itu Aniq terlihat paling semangat di banding 2 orang lainnya. “ayo kita berangkat ke stasiun sekarang aja siapa tau kita dapet kereta yang lebih awal” ajaknya kepada teman – teman yang lain entah kenapa dia terlihat begitu bersemangat saat itu padahal semalam indonesia baru saja menelan kekalahan. “ntar aja niq kamu ngambil yang siang sekalian” kata Adi mencoba menenangkannya “tidur aja dulu ntar gue bangunin deh pokoknya”. Akhirnya aniq pun kembali masuk ke rumah setelah melepaskan sepatunya dan kembali tidur di kamar setelah menaruh tas punggungnya begitu saja tanpa melepaskan kaos kaki yang masih menempel di  kakinya.

Setelah beberapa jam dia tidur akhirnya dibangunkan juga oleh adi dan bersama teman yang lain dia berangkat ke stasiun saat itu juga. Setelah menunggu di stasiun cukup lama akhirnya kereta yang akan mereka naiki datang juga. saat itu adi sempat berpamitan dengan aniq “sorry ya niq gue gak bisa nganterin elo sampe rumah sekarang. kapan – kapan deh gue main ke rumah elo”. “hati hati di jalan ya niq” tambah adi mendoakan “apaan sih di kayak orang tua gue aja deh lo biasa aja kali”. Karna keadaan kereta yang penuh sesak di isi oleh suporter indonesia dari pelosok negara akhirnya aniq bersama 2 teman lainnya hanya mendapat tempat di dekat pintu masuk kereta api. Saat itu memang berbeda dari saat dia berangkat, saat itu dia pulang bersama teman yang lebih banyak dari saat berangkatnya. Tetapi mala petaka terjadi di suatu desa (gue lupa itu dimana pokoknya udah di daerah bandung) karna disana ada oknum yang tidak bertanggung jawab menghantam kereta  dengan batu seukuran kepalan tangan orang dewasa. Beberapa orang yang berdiri di pintu terluka hingga beberapa orang berdarah di bagian wajahnya bahkan menurut cerita ada beberapa orang yang berada di dalam kereta yang terkena lemparan pula. Demi menghindari lemparan batu yang bisa saja di lakukan orang di perjalanan selanjutnya aniq dan teman – teman yang lain berpindah ke atas gerbong bersama orang orang yang lain. Saat itu mereka mengira semua akan baik baik saja di atas sana. Sampai saatnya malam haripun tiba rombongan yang berada di di atas gerbong mencoba tidur. Saya kira pantas mereka merasa capek setelah semalam nonton final piala AFF dan seharian berpanas – panas di atas gerbong. Mereka mencoba tidur di atas gerbong dengan berpegangan tangan dengan orang di sampingnya dengan harapan orang disampingnya bisa menjaganya agar tidak jatuh dari gerbong.

“udah jam berapa sekarang lik?” tanya aniq kepada malik temannya yang berada di sampingnya dan itu merupakan kata terakhir aniq dalam hidupnya. “udah jam setengah empat niq” jawab malik setelah melihat jam di hapenya dan mencoba untuk tidur kembali. Tak lama kemudian tiba – tiba ada suara keras terdengar dari sampingnya. “ANIIIQQQ!!!” teriak malik melihat aniq bergelantungan di belakang gerbong sambil tangan kirinya masih berpegangan tangan kanan malik. Malik terus berusaha mengangkat aniq kembali ke atas dengan satu tangan. Kenapa satu tangan? Karna satu tangannya yang lain sedang menjaga temannya yang lain agar tetap tidak jatuh dari atas gerbong. Sampai akhirnya tangan aniq terlepas dari genggamannya karna keringat yang membuat tangan mereka berdua licin dan terlepas begitu saja. “AANIIIIIQQQ” malik hanya bisa teriak begitu saja sambil membangunkan temannya yang lain dan memberitahukan bahwa aniq terjatuh dari gerbong. Rasa sedih langsung menyelimuti semua temannya yang berada di atas gerbong. Sesaat kemudian mereka mencoba memberitahu teman yang lain dengan memngirim sms dan berharap taidak terjadi hal yang buruk pada Aniq. Mereka sungguh was was dan berharap kereta bisa segera berhenti agar mereka bisa segera mencari aniq.

Sampai akhirnya kereta sampai di stasiun pekalongan malik beserta 3teman lainnya turun dari atas gerbong dan berlari menyusuri rel kereta api yang mereka lewati tadi mencoba mencari temannya yang terjatuh. “oke kamu coba menyusuri sungai di pinggir rel siapa tau dia terjatuh disana” perintah malik ke 2 temannya “saya akan cari di sekitar rel sini. Begitu ada yang lihat langsung telfon saja”  tambahnya. Mereka pun kembali menyusuri rel. Setelah lari lari kecil cukup lama akhirnya mereka melihat kerumunan warga di pinggir rel kereta api. Malik seketika itu juga langsung bersimpuh lemas karna melihat tas dari Aniq dan juga baju merahnya yang sebelumnya dipakai dan benar saja itu adalah jasad temannya itu. malik tak bisa berucap apa – apa lagi ketika melihat jasad temannya dalam posisi bersimpuh lutut dengan badan yang condong ke bawah seperti mencoba kembali berdiri.

Sekitar jam 10 pagi dihari jum’at hape saya berbunyi dan ternyata ada sms masuk dari teman saya yang mengabarkan bahwa Aniq abdillah meninggal dunia setelah pulang dari jakarta. Saya saat itu seperti tidak percaya dan berharap itu hanyalah lelucon. Saat itu juga langsung saya telfon balik “jangan becanda lo!! yang bener aja” gue langsung aja nyericis begitu telfon di angkatnya “bener!! Ini gue dapet kabar dari temen gue yang bareng sama dia pulangnya” balasnya mencoba meyakinkan saya.
Menurut kabar yang saya terima Aniq terjatuh dari gerbong kereta setelah sebelumnya ada orang yang terjatuh juga dari atas gerbong (gak tau kenapa bisa jatuh) dan menyenggol tubuh dari Aniq sampai terjatuh seperti itu. semoga saja sekarang arwahnya diterima di sisi Allah SWT.

NB : bagi teman – teman yang merasa saya mengatakan hal yang salah dalam menceritakannya mohon mengirimkan e-mail ke saya dengan cerita yang sebenarnya terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar