Selasa, 01 Maret 2016

Oscars, Controversy for African American or White people?



“I count at least fifteen black people on that montage” pembukaan Chris Rock di acara Academy Award Oscars 2016 yang penuh dengan kontroversi di mana ngga ada satupun orang kulit hitam yang masuk nominasi tahun ini. Secara tidak langsung membuat Chris Rock orang African-american nomor satu di pagelaran tahunan tersebut karena peran dia sebagai host. Di artikel ini gue ngga mau bahas tentang pemenang dari tiap kategori, tapi lebih ke hal-hal yang menurut gue cukup menarik di Oscars tahun ini. Kalau memang ingin tahu siapa pemenang dan nominasi Oscars silahkan cari di google.
Untuk memudahkan, gue akan memberikan beberapa hasil pengumuman pemenang. Seperti yang sudah diduga sebelumnya, Leonardo Di Caprio memenangkan Oscars tanpa bantuan Bola Naga. Spotlight, film yang sepertinya ngga diputar di layar lebar Indonesia memenangkan nominasi best picture tahun ini. Mad Max: Fury Road yang ceritanya bikin gue takjub pertama kali dan bikin gue males nonton untuk kali berikutnya memenangkan banyak kateogri dalam hal produksi, seperti: best editing, best sound editing, best costume, dan hal-hal yang ngga ada sangkut pautnya sama cerita. Inarritu memenangkan penghargaan best director dua kali berturut-turut, Rocky Balboa kalah sama orang yang ngga ada ototnya sama sekali, The Big Short, film yang cukup membosankan untuk ditonton oleh orang yang berharap Cristian Bale jadi superhero lain dalam film ini, memenangkan category best adapted screenplay, dan hal-hal lainnya.
Mari langsung menuju review gue. Yang menarik dari Oscars tahun ini adalah Chris Rock sebagai host di saat kontroversi orang hitam sedang terjadi. Opening monolog yang beberapa tahun terakhir disajikan dalam bentuk koreografi yang terkesan impresif, tahun ini berubah menjadi “Chris Rock Stand-up Comedy Concert”. Selama sepuluh menit, Chris Rock membahas bagaimana keadaan orang African-american di dalam industry perfilman.
“why we protesting this Oscars? It’s the 88th academy award. Which means this whole no black nominees things has happen at least 71 other times….
… in 50s or 60s I’m sure there were no black nominees in that year. Let say 62 or 63 and black people did not protest. Why? Because we have the real thing to protest at that time.”

Minggu, 21 Juni 2015

Time Travel



Kadang gue suka berfikir tentang kembali ke masa lalu dan mengubah beberapa hal yang gue lewatkan. Tapi beberapa film yang gue tonton mengajarkan bahwa mengubah masa lalu juga akan mempengaruhi cerita selanjutnya. Misalnya, dalam serial TV The Flash. Barry Allen, The Flash, sempat kembali ke masa lalu, tepatnya satu hari sebelum masa sekarang (atau gimana jelasinnya). Dia berusaha mengubah masa lalu untuk menyelamatkan beberapa orang. Tapi akhir cerita berbeda dari yang Barry harapkan. Mestinya gue bisa memasukkan spoiler di sini tapi gue memilih tidak.

Selain The Flash, sequel dari X-Men First Class, X-Men The Day of Future Past, juga menggunakan time travel di dalam cerita. Wolverine dikirm kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan semua mutan yang ada. Akhir cerita? Well, dia berhasil mengubah masa depan yang pernah terjadi sebelumnya. 

Film yang baru-baru ini keluar (meski Cuma di youtube) dan langsung menggemparkan jagat internet, Kung Fury. Jelas sekali dalam film ini the mighty kung fury mencoba kembali ke masa lalu dengan bantuan Hackerman menggunakan “time hacking machine” untuk membunuh Hitler di masa lalu. Meski sempat tersesat ke tahun yang tidak diketahui dan diserang oleh Laser Raptor, akhirnya diselamatkan oleh Barbarianna dan dibantu oleh Thor menuju masa yang diharapkan. Maaf terlalu banyak cerita yang terungkap dari tulisan ini.  I just can’t hold it. Yang jelas pada akhir cerita kung fury merasakan beberapa perubahan yang terjadi karena dia berpindah waktu.

Film paling akhir tentang time traveling yang gue tonton adalah Project Almanac. Film ini tentang sekelompok anak muda yang menemukan mesin time travel. Beberapa kali anak-anak ini melakukan perjalanan ke masa lalu dan mengubah beberapa hal yang menurut mereka harus diperbaiki. Tapi yang terjadi saat mereka kembali ke masa mereka adalah tidak hanya kehidupan mereka yang berubah tapi juga hal-hal lain. Terjadi penembakan di Brazil, kecelakaan pesawat, pencurian besar-besaran. Hal ini yang akhirnya membuat si tokoh utama akhirnya kembali ke masa lalu untuk membakar semua alat agar semua itu tidak akan terjadi lagi.

Dari semua itu gue berfikir bahwa timeline (gue ngambil istilah ini dari The Flash karena menurut gue ini istilah paling keren dan paling gampang dipahami) yang sudah terjadi sekarang memang yang sudah seharusnya terjadi. Mungkin kalo gue engga kenal sama temen-temen gue waktu sekolah dulu, gue punya kehidupan yang lebih teratur. Mungkin juga kalo gue engga kenal sama mereka, hidup gue bakal lebih parah lagi. mungkin kalau gue memutuskan untuk sekolah di tempat lain, gue ngga bakal kenal sama beberapa orang yang bikin gue kayak gini. Mungkin juga kalau gue engga nonton stand up dari Raditya Dika, gue bakal bercita-cita jadi dosen atau semacamnya.

Semua itu adalah timeline yang sudah terjadi dan kemungkinan alternatif timeline. Bukan itu yang mau gue omongin di sini. Gue berpikir beberapa hal yang gue lewatkan begitu saja. Beberapa hal yang mestinya gue lakukan dengan tepat, bakal bikin hidup gue (mungkin) lebih bahagia. Kalau saja gue punya kesempatan buat balik ke masa lalu, gue bakal memilih balik ke empat tahun yang lalu. Beberapa hari sebelum bulan puasa. Meski gue ngga bisa mengubah masa lalu, paling tidak gue bisa kembali merasakan bahagia yang pernah ada dulu. In time when you had an intention to text me. You wondering in how I will reply your texts. When I can see my smiley face through my phone reflection when I knew the text was from you. When I didn’t decide to find another girl. When you laughed every time I text you back. Well, I just wondering.

Gue selalu inget di episode terakhir dari The Flash. Waktu di mana dia punya kesempatan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik, dia memutuskan untuk tidak mengubah yang sudah terjadi. dia bilang “I already had my live” dan itulah yang akan gue lakukan saat ini. I don’t need to change the past, I just need to make my own future.

Rabu, 25 Februari 2015

Kepikiran Bikin Video

Halo semuanya! kali ini gue mau sedikit sharing tentang keresahan gue. Beberapa hari ini gue lagi liburan semester kuliah yang berarti gue punya cukup banyak waktu buat gue habisin dengan tidak bermanfaat. misalnya nontonin video di youtube. Dari situ, gue merasa bahwa banyak sekali orang-orang yang mengupload videonya dengan konsep dari diri mereka masing-masing. Beberapa ada yang bener-bener lucu dan menarik, beberapa berakhir dengan "video apaan ini!!!" terlepas dari itu semua, gue tetap mengapresiasi hasil usaha mereka. Meskipun itu ngeselin.

Menurut gue sendiri, beberapa video yang ngeselin itu sebenarnya cukup menarik untuk disimak karena bene-bener diambil dari kehidupan sehari-hari yang ada di masyarakat sosial. Sayangnya mereka mengemasnya dengan cara yang menurut gue terlalu berlebihan. seperti penggunaan backsound yang terlalu standard atau penggunaan efek video yang terlalu berlebihan. Inilah yang memicu gue buat ikutan bikin video.

Gue sendiri merasa banyak sekali ide yang bisa diambil. Misalnya dari materi stand up komedi para komika Indonesia. Di sini gue kepingin memvisualisasikan bit-bit mereka ke sebuah video pendek. Bukan video panjang juga, sih. Sasaran gue buat video di Instagram yang maksimal 15 detik. Masalahnya gue kekurangan orang untuk merealisasikan hal itu. Gue meminta bantun temen-temen untuk ikut mengobati rasa resah gue selama ini. Tapi ini adalah proyek "seikhlasnya" jadi ngga ada bayaran untuk tiap peran yang temen-temen ambil karena gue sendiri budgetnya pas-pasan. 

Konsepnya begini: seperti yang gue bilang tadi, gue bakal ngambil materi dari komika, tentunya setelah mendapat ijin dari orang bersangkutan, untuk memindahkannya dalam bentuk visual. Videonya bukan video yang panjang, paling cuma 15 detik biar bisa dibagi di Instagram nantinya. Untuk konsep videonya tergantung nanti materi apa yang gue pake nanti. Yang pasti gue pengin yang elegan dan dewasa karena itulah video yang pengin gue tonton selama ini. Gue juga nggak memaksa buat pake kamera yang kualitas tinggi dan juga lighting wah. Menurut gue ngga masalah pake kamera handphone karena memang budgetnya pas-pasan. yang penting hasil dari penyampaian video itu mulus.

Yang gue butuhkan: jelas yang utama adalah pemeran sketsanya. Gue sendiri sepertinya ngga bakal ikut main di sketsanya karena dua faktor: gue ngga bisa akting dan gue ngga kepingin orang mengira ini video misteri dengan adanya muka gue di situ. Selain pemain, gue juga butuh orang yang mau bantuin gue buat edit videonya.

itu aja, sih, yang gue butuhkan. Untuk kembali mengingatkan, ini adalah proyek seru-seruan. jadi jangan terlalu berharap profit kalau mengikuti proyek gue ini. Tapi gue bakal bersyukur banget kalo gue bisa menghasilkan profit dari kreatifitas. Mungkin itu yang bisa gue share bareng temen-temen semua. Kalo dari dari temen-temen ada yang berminat untuk ikut di proyek gue ini, bisa tulis di kolom komen atau kirim ke email gue. Gue berharap banget bantuan temen-temen semua buat bantuin gue karena gue yakin ini bakal keren banget. Kalo kalian emang punya passion di akting, kalian bisa jadi pemeran di proyek ini. Atau kalau kalian lebih punya passion di belakang layar, masih banyak peran seperti video editor, kameramen, penulis skenario, atau director buat bantuin gue ngedirect pemainnya nanti.

oh, iya. Sebagai informasi, karena gue domisili di Semarang, gue bakal lebih konsentrasi orang-orang yang mau bantuin gue bikin proyek ini di Semarang. Buat yang ngga punya waktu buat ke Semarang, semoga gue punya cukup duit buat bikin video di luar Semarang. Terima kasih :)

Senin, 11 Agustus 2014

Postingan Senin Pagi



selamat pagi! Hari-hari terakhir setelah liburan puasa dan lebaran. Sebentar lagi gue bakal memasuki semester lima dalam kuliah gue. benar-benar nggak kerasa udah tiga tahun gue menghabiskan beberapa waktu gue untuk mengisi tulisan di blog ini. Gue inget banget pertam kali gue nulis di blog ini karena terinspirasi oleh Raditya Dika, dan sampai sekarang, akhirnya gue memutuskan untuk menulis draft novel gue. meski udah dua tahun gue nulis dan masih belum selesai juga.

Gue masih inget sejak SMA gue emang udah pengin nulis novel gue sendiri, tentu saja bertema komedi. Bedanya sekarang dulu gue nggak tahu harus memulai dari mana. Dulu gue pengin nulis novel sekedar pengin berbagi cerita gue sendiri ke orang-orang. Sekarang gue nulis agar gue nggak punah. Seiring berjalannya waktu memang bisa mengubah segalanya. Sekarang gue balik lagi ke tumpukan draft novel dan outline yang udah gue tulis dari dua tahun yang lalu. Saking lamanya nggak gue buka, begitu gue tiup sampul bukunya gue langsung kena asma karena terlalu banyak menghirup debu.

Beberapa bulan ini pun gue sering belajar tentang karakterisasi dalam penulisan. Gue makin sering baca novel dan nonton film. Memang begitu kehidupan jomblo. Gue selalu inget apa kata Raditya Dika di tiap talkshow menulisnya “selamat siang semuanya!”
Eeh…
Kayaknya gue salah kutip. Mari diulang
Gue selalu inget apa kata Radit di tiap talkshow menulisnya “untuk bisa menulis dengan bagus, banyaklah juga membaca”. Serial The Big Bang Theory menjadi TV seri faforit gue selama ini. Gue mengulang tiap episode di tiap season-nya untuk mempelajari bagaimana menulis komedi yang jujur. Selain film tersebut, gue juga menonton beberapa film romantic comedy dan gue jatuh hati pada My Sassy Girl (2008). Film yang berupa remake dari film korea dengan judul yang sama ini bikin gue makin jatuh cinta sama Alisha Cuthberth. My God! She is so damn hot! Gue pertama kali melihat Alisha di film Girl Next Door dan gue mulai menyukainya. Setelah nonton My Sassy Girl, gue resmi menaruh dia menjadi actress favorit gue di atas Maudy Ayunda yang menjadi nomor dua. Sengaja gue kasih nomor biar kalo suatu saat mereka berdua nembak gue bebarengan gue tahu mana yang lebih gue prioritaskan buat jadi pacar gue.


Selasa, 29 April 2014

Cerita yang Dapetnya Kemaren Sore



Setelah lama nggak ngisi blog ini, akhirnya dapet bahan juga gue buat dimasukin. Untuk mengawali cerita gue, lebih baik gue kasih tahu sedikit tentang diri gue sendiri. gue itu orangnya suka memperhatikan hubungan pacaran antara cowok dan cewek. Bagaimana mindset mereka ketika mereka dalam satu hubungan yang disebut pacaran. Dari dua sudut pandang tersebut, gue merasa sudut pandang cewek lebih menarik dan lebih abstrak. Memperhatikan cewek seperti main puzzle yang nggak bakal bisa dipecahkan. Kita harus menjadi cewek untuk bisa memahami pikiran cewek. Dan kebetulan gue baru dapet satu lagi cerita tentang cewek yang baru terjadi kemarin. Masih bener-bener fresh.

Jadi ceritanya kemarin gue setelah selesai ujian gue santai-santai bentar di kampus sama temen gue. nggak lama ada temen cewek gue, sebut saja namanya Dita, dateng nyamperin gue sama Andy, yang nongkrong bareng gue. agak aneh sih lihat Dita dateng ke kampus di luar jam kuliah dia, soalnya dia bukan tipe orang yang suka nongkrong di kampus lama-lama. Setelah gue tanyain ternyata doi lagi nungguin pacar yang lagi ujian waktu itu. Berhubung jarang ngumpul sama Dita, bahan pembicaraan agak susah dicari, tapi kebetulan si Andy nanya foto cewek yang ada di hanphone si Dita.

“ini temen lu, Dit?”

“iya.”

“namanya siapa? Udah punya pacar belum?”

“namanya Farah. Udah punya, sih, tapi mau gue provokasi biar putus sama pacarnya”
 Dari omongan Dita, rasa ingin tahu gue tiba-tiba muncul.

“emang kenapa lo kepengen dia putus” gue nanya sambil siap-siap nyatet semua argumennya.

“ya habis cowoknya lenje-lenje banget, sih”

“emang lenje-lenje kayak gimana?” sekarang gue lebih mirip wartawan yang lagi ketemu narasumber. Rasanya pengen terus ngorek informasi dari Dita dengan sangat dalam.

“ya kayak gitu. Nggak kayak cowok sesungguhnya lah pokoknya”

“ya kan lenje-lenje ada banyak macemnya. Apa lenje-lenjenya itu suka pake eye-liner. Atau dia takut sama kecoa terbang. Atau ikut boyband. Itu semua cowok lenje-lenje” setelah ngomong kayak gitu gue baru merasa hilaf mengatakan cowok yang takut sama  kecoa terbang itu lenje-lenje padahal faktanya nggak ada satu orang pun yang berani sama kecoa terbang.

“bukan gitu. Dia sebagai cowok gampang banget ngalah sama ceweknya. Bahkan dia terus-terusan minta maaf sama ceweknya. Oke, deh, kalo dia yang salah. Lagi dibentak dikit sama pacarnya aja dia langsung minta maaf”

Di saat itu gue sedikit bingung dengan Dita. Dia seperti enggak tahu bahwa cowok yang sedang dalam hubungan pacaran sama ceweknya, sudah ada seperti mesin yang bakal secara otomatis merangsang mulut untuk mengatakan maaf kalo ceweknya kelihatan sedikit  kesel sama dia. Merasa diperlukan, gue ngasih penjelasan ke Dita tentang auto-pilot saraf cowok tersebut.

“kan emang tugas kita emang kayak gitu! Selalu ngalah sama cewek. Nggak mungkin dong cowok ngotot sama cewek. Kalo cowok mau terus-terusan ngalah sama cewek, itu berarti cowoknya bener-bener sayang sama ceweknya”

“ya enggak dong. Cowok kan yang bakal jadi kepala keluarga. Kalo semua yang diomongin cewek diturutin, cowoknya malah yang bakal habis”

Gue sedikit bingung di sini. Bukan dia yang menjalani hubungan, tapi dia yang ciprik ngurusin hubungan mereka. Nggak cuman ciprik, bahkan sampek mau bikin hubungan mereka putus. Dita yang enggak ada sangkut pautnya dalam hubungan itu, masih juga nganggep kelakuan cowok itu salah. Mungkin itu yang sudah tertanam dalam otak cewek bahwa cowok nggak boleh bener. Iya. Nggak boleh!

Nggak lama gue ngobrol sama Dita, akhirnya pacarnya dateng dan ikut duduk bentar barang gue dan Dita. Sesaat mereka membahas urusan mereka berdua. Tapi ada satu kejadian yang menarik dari mereka berdua. Tiba-tiba Dita ngomong sama pacarnya

“kamu bisa nggak, sih, nggak bantah omonganku. Diem gitu loh! Nurut gitu! Aku pengen pacarku itu jadi penurut, nggak kebanyakan bantah. Nyebelin banget, sih!”

Dan cerita sore itu diakhiri dengan gue yang mangap nggak percaya.

Sekian.

Senin, 31 Maret 2014

Setelah Satu Tahun



Gua baru saja memarkir mobil tidak jauh dari pintu utama kafe yang sudah gua janjikan dengan Feni. Gua kembali melihat handphone untuk memastikan apakah ada pesan masuk atau tidak sembari berjalan menuju pintu kafe. Seperti biasa gua, datang lebih telat dari jam yang udah gua janjikan sebelumnya. Gua celingak-celinguk mencari Feni duduk dengan penuh konsentrasi sampai tanpa gua sadari kalau udah ada pelayan yang berada di depan gue. Gua kira dia mau ngusir gue karena penampilan gue yang lebih mirip gembel. Ditambah lagi gue yang langsung celingak-celinguk waktu masuk kafe itu seperti maling yang salah nyari tempat sembunyi.

“Permisi, kak, mau meja untuk berapa orang?” Tanya pelayan. Beruntung gue enggak langsung diusir sama pelayan.

“eh… buat…” belum selesai gua menjawab pelayan, gua lihat lambaian tangan feni menunjukan dia udah neglihat gue. “ah! Saya udah sama itu, mas.”

Gua pun jalan menghampiri Feni yang duduk sendirian. Mas-mas pelayan ngikutin gue dari belakang. Sepertinya dia bakal ngikutin apapun yang gue lakuin. Bahkan kalo gue belok ke kamar mandi pun dia tetep bakal ngikutin. Awalnya gue mereasa risih, tapi lama-lama niat iseng gue pun keluar. Gue pengen coba melakukan manufer ekstrim seperti koprol dengan satu tangan untuk mencoba seberapa cakap mas-mas itu bisa mengikuti gue. Tapi gue batalkan karena gue sendiri nggak bisa koprol.

Minggu, 03 November 2013

Postingan yang Isinya Paling Mellow

Memandang, menikmati lengkungan bibirmu. Tak pernah sebelumnya saya merasa senang hanya dnegan melihat senyum dari bibir orang lain. Mendengar tawamu pun seperti menjadi obat hati yang selama ini aku cari. Aku bisa jelas menggambarkan dirimu waktu dengan semua detil yang kamu inginkan. Baju gamis warna abu-abu gelap. Kerudung dengan warna yang sama, hanya sedikit lebih terang dari warna pakaianmu. Pipi halus yang terkadang memerah saat tanpa sengaja kulitku menyentuh kulitmu. Bekas tetesan air yang jatuh di sekitar bagian paha saat tanpa sengaja gelas yang kau pegang meneteskan keringatnya karena dingin air es yang tak mampu menerima hawa panas yang menyengat waktu itu. sedetil itu? aku bahkan belum sepenuhnya menggambarkan wajahnya. Jangan terlalu memuji hapalanku, aku hanya memutar ulang rekaman yang ada di otakku.

Tak pernah aku mencoba menghafalkan pengalaman itu sebelumnya. Aku hanya tidak dapat melupakannya. Tak bisa aku melupakan suaramu saat menyapaku sembari mencoba masuk ke dalam mobil yang aku parkir tak jauh dari rumahmu. Bagaimana aku bisa lupa saat melihatmu berjalan menghampiri mobil yang ku kendarai karena saat itu aku bagai orang yang baru benar-benar bangun dari tidur yang sangat lama. Tak mungkin aku dengan mudah melupakan suara tawa kecilmu yang mengisi ruangan antara aku dan kamu.

Aku mencoba membuat semuanya sempurna sebelumnya. Aku sudah menyiapkan playlist yang berisi lagu yang kamu suka agar kamu betah berada dalam mobil meski Cuma berkendara berdua. Sebelumnya juga aku sudah menyemprotkan pengharum ruangan dalam mobil. Tidak begitu banyak agar kamu tidak batuk saat pertama menghirup bau parfum ruangan itu karena bau yang terlalu tajam. Tidak juga sekedarnya karena aku takut kamu tak betah mencium bau tak sedap yang terkadang sudah terlanjur menempel di mobilku. Semuanya pas. Tak ada maksud lain kecuali agar semuanya sempurna. Tapi aku lupa bahwa semua itu percuma karena dirimu lah yang membawa kesempurnaan itu sendiri.


Tak ada yang lebih menyenangkan selain menjabat tanganmu sesaat sebelum kamu turun dari kendaraanku. Membawa pulang memori tentang aku dan kamu. Tidak ada benda hidup lain yang mengganggu kita berdua. Semua itu terasa begitu menyenangkan. tak bisa aku berhenti tersenyum sampai akhirnya aku mendapati mataku sedang melihat kembali dunia nyata di mana aku sedang melamun sendiri sembari mengaduk kopi yang sudah terlalu dingin untuk diminum.