Minggu, 03 November 2013

Postingan yang Isinya Paling Mellow

Memandang, menikmati lengkungan bibirmu. Tak pernah sebelumnya saya merasa senang hanya dnegan melihat senyum dari bibir orang lain. Mendengar tawamu pun seperti menjadi obat hati yang selama ini aku cari. Aku bisa jelas menggambarkan dirimu waktu dengan semua detil yang kamu inginkan. Baju gamis warna abu-abu gelap. Kerudung dengan warna yang sama, hanya sedikit lebih terang dari warna pakaianmu. Pipi halus yang terkadang memerah saat tanpa sengaja kulitku menyentuh kulitmu. Bekas tetesan air yang jatuh di sekitar bagian paha saat tanpa sengaja gelas yang kau pegang meneteskan keringatnya karena dingin air es yang tak mampu menerima hawa panas yang menyengat waktu itu. sedetil itu? aku bahkan belum sepenuhnya menggambarkan wajahnya. Jangan terlalu memuji hapalanku, aku hanya memutar ulang rekaman yang ada di otakku.

Tak pernah aku mencoba menghafalkan pengalaman itu sebelumnya. Aku hanya tidak dapat melupakannya. Tak bisa aku melupakan suaramu saat menyapaku sembari mencoba masuk ke dalam mobil yang aku parkir tak jauh dari rumahmu. Bagaimana aku bisa lupa saat melihatmu berjalan menghampiri mobil yang ku kendarai karena saat itu aku bagai orang yang baru benar-benar bangun dari tidur yang sangat lama. Tak mungkin aku dengan mudah melupakan suara tawa kecilmu yang mengisi ruangan antara aku dan kamu.

Aku mencoba membuat semuanya sempurna sebelumnya. Aku sudah menyiapkan playlist yang berisi lagu yang kamu suka agar kamu betah berada dalam mobil meski Cuma berkendara berdua. Sebelumnya juga aku sudah menyemprotkan pengharum ruangan dalam mobil. Tidak begitu banyak agar kamu tidak batuk saat pertama menghirup bau parfum ruangan itu karena bau yang terlalu tajam. Tidak juga sekedarnya karena aku takut kamu tak betah mencium bau tak sedap yang terkadang sudah terlanjur menempel di mobilku. Semuanya pas. Tak ada maksud lain kecuali agar semuanya sempurna. Tapi aku lupa bahwa semua itu percuma karena dirimu lah yang membawa kesempurnaan itu sendiri.


Tak ada yang lebih menyenangkan selain menjabat tanganmu sesaat sebelum kamu turun dari kendaraanku. Membawa pulang memori tentang aku dan kamu. Tidak ada benda hidup lain yang mengganggu kita berdua. Semua itu terasa begitu menyenangkan. tak bisa aku berhenti tersenyum sampai akhirnya aku mendapati mataku sedang melihat kembali dunia nyata di mana aku sedang melamun sendiri sembari mengaduk kopi yang sudah terlalu dingin untuk diminum.

1 komentar:

  1. yang satu ini bener2 beda di blog kamu da.
    mellow tapi alus, gak nyedat di akhir.

    BalasHapus