Kadang
gue suka berfikir tentang kembali ke masa lalu dan mengubah beberapa hal yang
gue lewatkan. Tapi beberapa film yang gue tonton mengajarkan bahwa mengubah
masa lalu juga akan mempengaruhi cerita selanjutnya. Misalnya, dalam serial TV
The Flash. Barry Allen, The Flash, sempat kembali ke masa lalu, tepatnya satu
hari sebelum masa sekarang (atau gimana jelasinnya). Dia berusaha mengubah masa
lalu untuk menyelamatkan beberapa orang. Tapi akhir cerita berbeda dari yang
Barry harapkan. Mestinya gue bisa memasukkan spoiler di sini tapi gue memilih
tidak.
Selain
The Flash, sequel dari X-Men First Class, X-Men The Day of Future Past, juga
menggunakan time travel di dalam cerita. Wolverine dikirm kembali ke masa lalu
untuk menyelamatkan semua mutan yang ada. Akhir cerita? Well, dia berhasil
mengubah masa depan yang pernah terjadi sebelumnya.
Film
yang baru-baru ini keluar (meski Cuma di youtube) dan langsung menggemparkan
jagat internet, Kung Fury. Jelas sekali dalam film ini the mighty kung fury
mencoba kembali ke masa lalu dengan bantuan Hackerman menggunakan “time hacking
machine” untuk membunuh Hitler di masa lalu. Meski sempat tersesat ke tahun
yang tidak diketahui dan diserang oleh Laser Raptor, akhirnya diselamatkan oleh
Barbarianna dan dibantu oleh Thor menuju masa yang diharapkan. Maaf terlalu
banyak cerita yang terungkap dari tulisan ini. I just can’t hold it. Yang jelas pada akhir
cerita kung fury merasakan beberapa perubahan yang terjadi karena dia berpindah
waktu.
Film
paling akhir tentang time traveling yang gue tonton adalah Project Almanac. Film
ini tentang sekelompok anak muda yang menemukan mesin time travel. Beberapa
kali anak-anak ini melakukan perjalanan ke masa lalu dan mengubah beberapa hal
yang menurut mereka harus diperbaiki. Tapi yang terjadi saat mereka kembali ke
masa mereka adalah tidak hanya kehidupan mereka yang berubah tapi juga hal-hal
lain. Terjadi penembakan di Brazil, kecelakaan pesawat, pencurian
besar-besaran. Hal ini yang akhirnya membuat si tokoh utama akhirnya kembali ke
masa lalu untuk membakar semua alat agar semua itu tidak akan terjadi lagi.
Dari
semua itu gue berfikir bahwa timeline (gue ngambil istilah ini dari The
Flash karena menurut gue ini istilah paling keren dan paling gampang dipahami) yang
sudah terjadi sekarang memang yang sudah seharusnya terjadi. Mungkin kalo gue
engga kenal sama temen-temen gue waktu sekolah dulu, gue punya kehidupan yang
lebih teratur. Mungkin juga kalo gue engga kenal sama mereka, hidup gue bakal
lebih parah lagi. mungkin kalau gue memutuskan untuk sekolah di tempat lain,
gue ngga bakal kenal sama beberapa orang yang bikin gue kayak gini. Mungkin juga
kalau gue engga nonton stand up dari Raditya Dika, gue bakal bercita-cita jadi
dosen atau semacamnya.
Semua
itu adalah timeline yang sudah terjadi dan kemungkinan alternatif timeline.
Bukan itu yang mau gue omongin di sini. Gue berpikir beberapa hal yang gue
lewatkan begitu saja. Beberapa hal yang mestinya gue lakukan dengan tepat,
bakal bikin hidup gue (mungkin) lebih bahagia. Kalau saja gue punya kesempatan
buat balik ke masa lalu, gue bakal memilih balik ke empat tahun yang lalu. Beberapa
hari sebelum bulan puasa. Meski gue ngga bisa mengubah masa lalu, paling tidak
gue bisa kembali merasakan bahagia yang pernah ada dulu. In time when you had
an intention to text me. You wondering in how I will reply your texts. When I
can see my smiley face through my phone reflection when I knew the text was
from you. When I didn’t decide to find another girl. When you laughed every
time I text you back. Well, I just wondering.
Gue selalu
inget di episode terakhir dari The Flash. Waktu di mana dia punya kesempatan
untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik, dia memutuskan untuk tidak mengubah
yang sudah terjadi. dia bilang “I already had my live” dan itulah yang akan gue
lakukan saat ini. I don’t need to change the past, I just need to make my own
future.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar