Minggu, 21 Juni 2015

Time Travel



Kadang gue suka berfikir tentang kembali ke masa lalu dan mengubah beberapa hal yang gue lewatkan. Tapi beberapa film yang gue tonton mengajarkan bahwa mengubah masa lalu juga akan mempengaruhi cerita selanjutnya. Misalnya, dalam serial TV The Flash. Barry Allen, The Flash, sempat kembali ke masa lalu, tepatnya satu hari sebelum masa sekarang (atau gimana jelasinnya). Dia berusaha mengubah masa lalu untuk menyelamatkan beberapa orang. Tapi akhir cerita berbeda dari yang Barry harapkan. Mestinya gue bisa memasukkan spoiler di sini tapi gue memilih tidak.

Selain The Flash, sequel dari X-Men First Class, X-Men The Day of Future Past, juga menggunakan time travel di dalam cerita. Wolverine dikirm kembali ke masa lalu untuk menyelamatkan semua mutan yang ada. Akhir cerita? Well, dia berhasil mengubah masa depan yang pernah terjadi sebelumnya. 

Film yang baru-baru ini keluar (meski Cuma di youtube) dan langsung menggemparkan jagat internet, Kung Fury. Jelas sekali dalam film ini the mighty kung fury mencoba kembali ke masa lalu dengan bantuan Hackerman menggunakan “time hacking machine” untuk membunuh Hitler di masa lalu. Meski sempat tersesat ke tahun yang tidak diketahui dan diserang oleh Laser Raptor, akhirnya diselamatkan oleh Barbarianna dan dibantu oleh Thor menuju masa yang diharapkan. Maaf terlalu banyak cerita yang terungkap dari tulisan ini.  I just can’t hold it. Yang jelas pada akhir cerita kung fury merasakan beberapa perubahan yang terjadi karena dia berpindah waktu.

Film paling akhir tentang time traveling yang gue tonton adalah Project Almanac. Film ini tentang sekelompok anak muda yang menemukan mesin time travel. Beberapa kali anak-anak ini melakukan perjalanan ke masa lalu dan mengubah beberapa hal yang menurut mereka harus diperbaiki. Tapi yang terjadi saat mereka kembali ke masa mereka adalah tidak hanya kehidupan mereka yang berubah tapi juga hal-hal lain. Terjadi penembakan di Brazil, kecelakaan pesawat, pencurian besar-besaran. Hal ini yang akhirnya membuat si tokoh utama akhirnya kembali ke masa lalu untuk membakar semua alat agar semua itu tidak akan terjadi lagi.

Dari semua itu gue berfikir bahwa timeline (gue ngambil istilah ini dari The Flash karena menurut gue ini istilah paling keren dan paling gampang dipahami) yang sudah terjadi sekarang memang yang sudah seharusnya terjadi. Mungkin kalo gue engga kenal sama temen-temen gue waktu sekolah dulu, gue punya kehidupan yang lebih teratur. Mungkin juga kalo gue engga kenal sama mereka, hidup gue bakal lebih parah lagi. mungkin kalau gue memutuskan untuk sekolah di tempat lain, gue ngga bakal kenal sama beberapa orang yang bikin gue kayak gini. Mungkin juga kalau gue engga nonton stand up dari Raditya Dika, gue bakal bercita-cita jadi dosen atau semacamnya.

Semua itu adalah timeline yang sudah terjadi dan kemungkinan alternatif timeline. Bukan itu yang mau gue omongin di sini. Gue berpikir beberapa hal yang gue lewatkan begitu saja. Beberapa hal yang mestinya gue lakukan dengan tepat, bakal bikin hidup gue (mungkin) lebih bahagia. Kalau saja gue punya kesempatan buat balik ke masa lalu, gue bakal memilih balik ke empat tahun yang lalu. Beberapa hari sebelum bulan puasa. Meski gue ngga bisa mengubah masa lalu, paling tidak gue bisa kembali merasakan bahagia yang pernah ada dulu. In time when you had an intention to text me. You wondering in how I will reply your texts. When I can see my smiley face through my phone reflection when I knew the text was from you. When I didn’t decide to find another girl. When you laughed every time I text you back. Well, I just wondering.

Gue selalu inget di episode terakhir dari The Flash. Waktu di mana dia punya kesempatan untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik, dia memutuskan untuk tidak mengubah yang sudah terjadi. dia bilang “I already had my live” dan itulah yang akan gue lakukan saat ini. I don’t need to change the past, I just need to make my own future.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar