“I count at least fifteen black
people on that montage” pembukaan Chris Rock di acara Academy Award Oscars 2016
yang penuh dengan kontroversi di mana ngga ada satupun orang kulit hitam yang
masuk nominasi tahun ini. Secara tidak langsung membuat Chris Rock orang African-american
nomor satu di pagelaran tahunan tersebut karena peran dia sebagai host. Di artikel
ini gue ngga mau bahas tentang pemenang dari tiap kategori, tapi lebih ke
hal-hal yang menurut gue cukup menarik di Oscars tahun ini. Kalau memang ingin
tahu siapa pemenang dan nominasi Oscars silahkan cari di google.
Untuk memudahkan, gue akan memberikan
beberapa hasil pengumuman pemenang. Seperti yang sudah diduga sebelumnya,
Leonardo Di Caprio memenangkan Oscars tanpa bantuan Bola Naga. Spotlight, film
yang sepertinya ngga diputar di layar lebar Indonesia memenangkan nominasi best
picture tahun ini. Mad Max: Fury Road yang ceritanya bikin gue takjub pertama
kali dan bikin gue males nonton untuk kali berikutnya memenangkan banyak
kateogri dalam hal produksi, seperti: best editing, best sound editing, best
costume, dan hal-hal yang ngga ada sangkut pautnya sama cerita. Inarritu
memenangkan penghargaan best director dua kali berturut-turut, Rocky Balboa
kalah sama orang yang ngga ada ototnya sama sekali, The Big Short, film yang
cukup membosankan untuk ditonton oleh orang yang berharap Cristian Bale jadi
superhero lain dalam film ini, memenangkan category best adapted screenplay,
dan hal-hal lainnya.
Mari langsung menuju review gue. Yang
menarik dari Oscars tahun ini adalah Chris Rock sebagai host di saat
kontroversi orang hitam sedang terjadi. Opening monolog yang beberapa tahun
terakhir disajikan dalam bentuk koreografi yang terkesan impresif, tahun ini
berubah menjadi “Chris Rock Stand-up Comedy Concert”. Selama sepuluh menit,
Chris Rock membahas bagaimana keadaan orang African-american di dalam industry perfilman.
“why we protesting this
Oscars? It’s the 88th academy award. Which means this whole no black
nominees things has happen at least 71 other times….
… in 50s or 60s I’m sure
there were no black nominees in that year. Let say 62 or 63 and black people did
not protest. Why? Because we have the real thing to protest at that time.”
Gue yakin monolog
Chris Rock tidaklah tanpa persetujuan dari Academy sendiri. Karena semua yang
terjadi di atas panggung, selain speech dari pemenang kategori, sudah terencana
dan penuh dengan sepengetahuan penyelenggara acara. Ini yang membuat hal ini
menjadi menarik, di mana penyelenggara berani memberikan konten se-liar itu di
depan miliaran penonton.
Selain Chris Rock, ada
beberapa komedian lain dan juga beberapa orang kulit hitam yang ngga gue kenal.
Kevin Hart naik panggung sebagai salah satu presenter. Louis CK naik ke atas
panggung sebagai pembaca pemenang kategori Best Short Documentary.
Banyak sekali hal-hal
menarik yang gue yakin belum bisa terjadi di Indonesia tahun ini. Menurut gue
script yang diberikan kepada talent yang membacakan pemenang sangatlah menarik.
Even they are not a comedian, just an actor, they presented hilariously. Their acting
is so flawless on the stage. They delivered so funny. No overloaded-gimmick
were happened on the show. Satu-satunya gimmick yang terjadi di acara ini
adalah saat Chris Rock memanggil Scout Student buat jualan kue mereka dan
menyuruh para actor membeli kue dan menurut gue ini bukanlah gimmick yang
terlalu mencolok dan mengganggu.
Satu hal lagi yang
harus gue sebutkan di review gue tentang acara ini adalah saat Chris Rok turun
ke jalan mewawancarai orang-orang yang dating ke bioskop favorit orang kulit
hitam di Amerika. Beberapa orang ditanya tentang pengetahuan mereka tentang
film yang masuk nominasi Oscars di kategori best picture seperti Spotlight,
Bridge of Spy, dan juga The big Short. Ngga ada satupun orang yang mengetahui
film-film tersebut. Akan tetapi saat ditanya tentang film Straight Outta
Compton, semua kompak menonton film tersebut.
Seperti yang gue
bilang sebelumnya, menarik media berani memberikan ruang untuk hal yang cukup
liar dan sesitif. Beberapa materi stand-up komedi di Indonesia bahkan dipotong
karena cukup kontroversial atau dianggap menyinggung salah satu pihak. Sedangkan
di sana materi seperti itu bahkan dibahas bersama dengan penyelenggara acara
agar bisa tersampaikan dengan baik. Gue berharap sensorship di Indonesia tidak
terlalu ketat di hal-hal seperti ini. Ini bukanlah melulu tentang menyinggung
salah satu pihak, tapi membuka wawasan semua orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar