Minggu, 05 Mei 2013

UIN, TACL Tour, Rian Adriandhy... Rules of Three???

Kalian semua tahu, kan, Rian Adriandhy?! Enggak tahu ya? Coba googling dulu sebentar… udah? Meskipun kalian enggak tahu siapa Rian Adriandhy, paling enggak kalian tahu Stand Up Comedy, deh! Enggak tahu juga? Silahkan google lagi deh pake keyword “stand up comedy Indonesia”. Karena kali ni gue mau ngebahas dua hal di atas.

Buat yang udah suka stand up comedy sejak lama, kalian pasti sudah mengenal siapa itu Rian Adriandhy dari acara Stand Up comedy Kompas TV season pertama. Tapi kalo kalian enggak begitu mengikuti perkembangan stand up comedy di Indonesia, kalian mungkin mengenal Rian (panggilan akrabnya) dari acara webisode milik Raditya Dika, Malam Minggu Miko. Dalam acara Malam Minggu Miko, Rian sendiri berperan sebagai Rianto Martino yang juga memiliki nama panggilan Rian. Peran Rian dalam acara tersebut adalah sahabat baik dari Miko (Raditya Dika). Akan tetapi gue gak akan cerita tentang Rian yang ada dalam Malam Minggu MIko, tapi cerita Rian yang baru saja melakukan tour stand up comedy yang berjudul Take a Closer Look The Tour. Sebagai persinggahan pertama dari tour tersebut, Rian memilih Yogyakarta, dan gue datang sebagai saksi mata atasnya.


Acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 27 April 2013 di UIN Convention Hall Yogyakarta. Acara berlangsung dengan sangat keren. Enggak Cuma acara, tapi dari venue juga udah keren banget.




Acara dimulai sekitar jam 19.15 waktu setempat. Enggak usah basa-basi, opener pertama dari Yogyakarta langsung menaiki panggung. Panbol, opener dari komunitas Stand Up Indo Yogya mulai “mengempukkan” 300 penonton yang hadir malam itu.




Setelah dikira cukup baginya untuk menghangatkan suasana dalam Hall tersebut, Panbol mengoper mic kepada rekan sekomunitasnya Benedikta elsa. Bene tampil enggak lebih lama dari opener sebelumnya yang tugasnya hanya membuat penonton semakin “empuk” lagi.



Setelah Bene turun dari panggung, gantian Kukuh Adi, opener tetap dari Rian, naik ke atas panggung dan segera menghajar penonton dengan bit “basa-basi”. Mukanya yang terlihat polos dan lempeng enggak ketahuan kalau dia punya materi yang ganas. Seperti memiliki advantage dari mukanya yang lempeng itu, Kukuh memanfaatkan dengan materi yang enggak terduga kasarnya.



Kayaknya emang Cuma Kukuh yang bisa make materi “siksaan kerja” menjadi sepecah itu. Sekarang gue enggak heran lagi kalau kelompok stand up “We are Not Alright” begitu ditunggu-tunggu kehadirannya karena kepala kritis dari member kelompok tersebut.




Setelah Kukuh meninggalkan panggung dengan kata perpisahan “kalian semua luar biasa” dengan nada yang datar dan ekspresi wajah yang biasa saja, narrator (benar, bukan host) memanggil Rian Adriandhy naik ke atas panggung dan disambut dengan riuh tepuk tangan dari 300 penonton yang memenuhi kursi hall tersebut. Tanpa diduga, entah karena tersindir oleh materi Kukuh tentang “basa-basi”, Rian langsung masuk ke materinya setelah menyapa penonton dengan kalimat “apa kabar Yogyakarta!!!”.




Dengan materi enteng tapi pecah di pembukaan, Rian seperti sudah mendapatkan tempat di kepala 300 penonton malam itu. Ditambah dengan materi yang (sepertinya) sudah cukup digodog dengan sangat matang, dan observasi yang cukup dalam, membuat beberapa penonton tertawa sambil menghentak-hentakkan kakinya karena overreacting dari guyonan Rian yang disampaikan dengan santai.




Penampilan Rian malam itu berbeda dengan sangat jauh dari terakhir kali gue nonton (grand final SUCI2). Penampilan Rian waktu itu benar-benar menyenangkan. Tiap kali Rian selesai mengeluarkan punchline dari bit, penonton langsung tertawa dan siap untuk menunggu bit berikutnya dengan pensaran. Yang cukup mengesankan dari penampilan Rian waktu itu adalah tergantinya kata “gue” yang diubah menjadi “saya”. Review terakhir dari gue adalah, Rian enggak pernah sekalipun menggunakan blue material. Meskipun sesekali menyebut bagian selakangan, tapi itu bukanlah “materi biru”.




Setelah satu jam berdiri dan menghibur penonton, akhirnya Rian menutup show malam itu dengan gembira dan disambut dengan standing ovation dari para penonton. Setelah lampu kembali dinyalakan dan Rian memanggil semua yang naik ke atas panggung waktu itu, Rian dan ketiga openernya melakukan salam perpisahan yang berarti selesai sudah acara malam itu.




Kesimpulan dari penampilan Rian Adriandhy malam itu adalah : penampilan yang benar-benar padat. Dari awal sampai akhir penampilan, tidak ada sedikit pun riffing malam itu yang berarti dari awal sampai akhir hanya materi hasil buatan Rian yang mengisi malam minggu tersebut. Gue gak akan mengeluarkan isi dari bit Rian yang disampaikan malam itu agar kalian penasaran. Satu pesan dari gue adalah : you’re kind of insane if you miss his show.
Tambahan bonus untuk kalian. Nih!!!


ini versi asli 

ini versi setelah masuk instagram. kelihatan banget kan effect dari instagram.

credit : 
Lidia for the picture

3 komentar:

  1. Beda-beda pendapatnya ya. Saya sendiri sering mengikuti Ryan Andriandhy semenjak dia jadi finalis Stand Up KOmpas TV season pertama. Tapi yang dia tunjukkan ketika #TACLtourJGJ kurang maksimal. LPM-nya gak terlalu tinggi dan sesuai ekspetasi. Mungkin karena beberapa faktor x. :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang beda dari sudut pandang bang. saya lebih ke sudut pandang penggalian materinya dari pada LPM-nya.

      Hapus
  2. this is my first.
    gw kira standup comedy isinya cuma omong kosong yg gak berbobot.
    Omg. ternyata berbanding terbalik dg apa yg gw kira. materinya classy dan yg high quality buat gw adlh bisa buat org segitu banyaknya ketawa ngakak.

    BalasHapus