Selasa, 11 September 2012

Racun Serangga Kampret!!


Uhuk... uhuk... postingan kali ini gue tulis dalama keadaan batuk-batuk. Sejak tiga hari yang lalu, gue udah merasa gak enak badan. Mungkin karena kecapean saat lebaran kemaren. Hampir satu minggu penuh jadwal gue gak pernah kosong dan mengakibatkan gue kurang istirahat. Tapi, ada satu hikmah dibalik batuk gue kali ini. gue inget sama penyakit gue semasa masih sekolah dulu.

Kalo gak salah waktu itu gue baru kelas 1 SMA. Yang gue inget waktu itu adalah terjadi 1 hari sebelum penyanyi reggae legendaris Indonesia, mbah Surip, meninggal dunia. Awalnya, gue gak mengira bakal ada kejadian senista itu di kehidupan gue. seperti biasa, setelah bangun tidur gue langsung mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah. Di sekolah pun gak ada kejadian yang cukup mengejutkan dan tidak mengidentifikasikan bahwa hari ini akan berakhir dengan kejam.

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, gue segera merapikan buku-buku yang tadi sempat gue pake alas tidur belajar. niat gue waktu itu hanya 1: segera pulang dan langsung tidur di rumah. Enggak tau kenapa, mata gue hari itu udah kayak koala cina yang gak tidur semaleman. Ngantuk banget. kenapa harus koala cina? Karena koala adalah hewan yang keliatan ngantuk melulu, dan orang cina kebanyakan bermata sipit. Jadi, maksud dari koala cina adalah, orang sipit yang keliatannya ngantuk mulu. saking ngantuknya, tiap liat bus yang jurusan ke Jepara, gue bacanya jadi jerapah. Entah hubungannya apa, tapi itulah yang terjadi sama gue.

Dan yang terjadi selama di bus tidak jauh dari kata ngantuk dan tidur. Kebanyakan waktu gue di bus gue habiskan dengan merem. Entah itu bisa tidur beneran atau sekedar tidur ayam, yang penting gue udah berusaha menuruti kemauan monyet-monyet yang bergelantungan di kelopak mata gue waktu itu. Sempet waktu masih di perjalanan gue melek bentar buat mastiin kalo rumah gue belom kelewatan. Dan waktu itu yang gue lihat pertama kali adalah baliho besar berwarna putih, berkibar dengan cantiknya bertuliskan ‘partai NASDEM’. Tapi yang terlihat di mata gue adalah ‘partai NDASEM’ (dalam bahasa jawa kudus artinya kepalamu) gue pikir-pikir, ini partai beneran atau partainya orang yang lagi nyumpah-nyumpahin, sih? Setelah melewati beberapa blok kemudian, gue nemu lagi baliho yang berbentuk sama dengan yang gue lihat sebelumnya. Bedanya kali ini terlihat lebih jelas di mata gue. akhirnya gue baru tahu di baliho itu bertuliskan ‘partai NASDEM: gerakan perubahan’. Ingat, semua prasangka dimulai dari apa yang pertama kali dia lihat. Makanan seenak apapun kalo disajikan secara urakan, tidak akan membuat pembeli tertarik. Sedangkan makanan yang tidak terlalu sedap, bila disajikan dengan cara yang profesional, akan membuat orang berbondong-bondong membelinya. Tapi, jangan pernah mempercayai apa yang dilihat dengan mata ngantuk. Sesungguhnya itu menyesatkan.

Begitu gue nyampe rumah, gue berjalan agak terburu-buru dengan keadaan lemas menuju kamar tidur gue. Gue buka kamar seraya melempar tas ransel yang sudah gue lepas dari punggung sejak gue turun dari bus. dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, gue ambruk tepat di tengah springbed. Baru sepuluh menit gue tiduran, kumpulan nyamuk mulai berdatangan. Nggak tau kenapa, nyamuk-nyamuk itu kayaknya sengaja lewat telinga gue sebelum akhirnya menggigit tubuh-tubuh gue yang sudah setengah sadar ini. tau sendiri kan rasanya puluhan nyamuk yang terus berdengung di kuping saat perjalanan menuju alam mimpi sedang dilakukan. Bete banget. setelah merasa nyamuk-nyamuk itu gue rasa terlalu berlebihan dalam mengeksplorasi tubuh gue, gue merasa darah gue mendidih seketika. Badan gue membesar. Kulit gue berubah jadi ijo. Mata gue merah. Kaki gue berbulu. Gigi gue tonggos.

Eh

Kenapa gue malah jadi kayak genderuwo gitu.

Intinya gue sudah habis kesabaran. Gue beranjak dari tempat tidur gue menuju tempat ibu gue naruh racun serangga. Sebut saja namanya baygon. Begitu gue melihat sekaleng panjang berwarna ijo dengan variasi gambar yang dipalang di tengahnya, langsung gue ambil begitu aja. gue bersiap dengan sepenuh hati akan menghabisi semua yang menggangu tidur gue siang itu. gue buka pintu kamar, dan tanpa ampun, gue tekan kuat-kuat bagian yang tertera tulisan ‘PUSH’ di penutup kaleng tersebut. terdengar suara ‘ssstttt’ dari lubang penutup baygon beserta semburan racun bisa dengan segera membunuh nyamuk itu. meskipun gak terbunuh akibat racun yang terkandung di dalamanya, paling enggak nyamuknya mati gara-gara air yang dikeluarkan kaleng baygon itu. saking semangatnya gue, gak sadar kalo gue mengeluarkan sumpah serapah ke nyamuk-nyamuk itu seperti ‘mampus lu, nyamuk! Makanya jangan suka gangguin orang yang lagi tidur!! Dasar, nyamuk gak punya akal!’ (iya, gue tau kalo dari dulu nyamuk gak punya akal)

Setelah cukup puas memaki-maki nyamuk biadab di kamar gue, gue berniat langsung tidur. Tapi gue lupa satu hal: kamar gue penuh dengan bau baygon. Gue mencoba melobby untuk tidur di kamar kakak gue. ternyata kamarnya terkunci dari dalem dan gak ada yang mau bukain. gue coba buat tidur di ruang keluarga, tapi tempatnya tidak cukup kondusif digunakan untuk tidur siang. Bayangkan ruang tengah yang hanya digelari karpet di depan televisi, dengan beberapa toples camilan yang setengah kosong, dan kertas-kertas berserakan gara-gara keponakan yang suka menyobek-nyobek kertas sebagai mainan. Belum termasuk remukan dari cemilan yang tersebar di penjuru ruangan. Mungkin nyamuk gak bakal gigit gue di sana. Tapi semutlah yang datang dan mengira gue adalah gumpalan gula besar yang tergeletak begitu saja setelah melihat muka gue yang manis itu (oke, silahkan kalian muntah. Gue udah duluan kok)

Setelah diskusi panjang antara dua Uda (Uda versi malakat dan Uda versi setan) akhirnya gue memutuskan untuk tidur di dalam kamar gue sendiri. Dengan pertimbangan, baygon adalah racun serangga. Dan seperti yang dikatakan dalam kemasannya “membunuh serangga tanpa ampun” berarti dia nggak bakal membunuh selain serangga. Dan yang gue inget terakhir kali, gue bukanlah seekor serangga, berarti gue gak bakalan keracunan sama baygon itu. siip! Gue setuju. Cukup diskusi gue sampe situ, dan gue segera memasuki kamar gue untuk meneruskan mimpi gue yang sempet tertunda tadi.

Semua anggapan gue terbantahkan ketika bangun tidur. Gue bangun bukan karena udah cukup waktu tidur gue waktu itu. tapi karena dada gue terasa sesak banget. serasa baru ditinggalkan orang yang udah lama gue PDKT-in. Kalo biasanya orang bangun tidur dengan badan lebih segar dari sebelumnya. gue kali ini malah terlihat lebih nista dari sebelum tidur. Wajah gue lebih pucet. Mata gue lebih merah. Rambut gue lebih berantakan (ya iyalah! Namanya juga bangun tidur). Tanpa sadar suhu badan gue juga naik drastis. Dan gobloknya lagi, gue belum menyadari kalo sebenarnya gue keracunan baygon.
Sampek sekarang gue masih bingung, gimana gue bisa keracunan sama racun serangga, padahal gue bukanlah serangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar